Peninjauan kali ini adalah pada usaha tanaman hias yang bernama “Rumah Bunga Rizal”, terletak di jl. Raya Maribaya km 2,4 Lembang, Bandung. Pak Rizal (pemilik usaha ini), adalah seorang arsitek, yang memulai usahanya sejak tahun 1985. Pada awalnya, daerah Lembang lebih banyak ditanami sayur-sayur an, sehingga usaha pak Rizal ini hanya dilihat sebelah mata.
Pak Rizal, yang memang hobi menanam bunga ini memulai usaha dari tak punya tanah sama sekali, secara bertahap usahanya berkembang, dan saat ini lokasi usahanya di Lembang terletak di atas tanah seluas 2,2 hektar, dengan
karyawan tetap 22 orang. Rumah Bunga Rizal (disingkat RBR), mengajak para petani dilingkungannya sebagai mitra, saat ini pak Rizal sebagai Ketua Kelompok yang terdiri dari 120 orang. RBR mendapatkan bantuan pembiayaan dari salah satu Bank BUMN setempat. Usaha ini masih dijalankan secara perorangan.
Pada umumnya pemasaran melalui agen, dan sebagian besar konsumen merupakan masyarakat pencinta bunga (Hobiis). Pemasaran terbanyak ke Jakarta dan Bali. Pak Rizal juga mempunyai lokasi usaha di Bali. Beberapa tahun lalu pernah ekspor ke beberapa negara, namun tak dilanjutkan karena kesulitan dalam pengurusan ijin dan birokrasi.
Krisis finansial secara tak langsung juga membuat penjualan melambat, dan beberapa agen meminta penundaan pembayaran. Untuk mempertahankan usahanya, RBR mulai melakukan beberapa diversifikasi usaha, antara lain mencoba membuat usahanya bisa sekaligus sebagai wisata bunga dan kuliner, dengan membangun restoran, agar pengunjung dapat beristirahat sambil makan minum dan menikmati hamparan bunga yang indah. RBR juga mengadakan pelatihan budidaya tanaman bunga, yang terdiri dari beberapa paket: a) Paket kalangan pelajar, dimaksudkan agar anak-anak sekolah dapat mengenal sejak dini dan mencintai tanaman, sebagai bagian dari makhluk hidup. Waktu: minimal 2 jam kunjungan untuk penyampaian materi. b) Paket kalangan umum. Ditujukan kepada hobiis tanaman hias, ibu-ibu rumah tangga, pelaku usaha pemula dan lain-lain. Waktu: minimal 3 (tiga) jam kunjungan untuk penyampaian materi. c) Paket pelatihan lanjutan. Paket ini ditujukan bagi penyuka tanaman hias yang telah memiliki pengetahuan teknis budidaya, dan ingin melanjutkan proses perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan. Waktu: 1 (satu) hari penuh.
Materi yang diberikan: 1) Teknis budidaya: Pengenalan, rumah tanam, sarana produksi, mengenal media tanam, pengolahan media, menanam, menyiram, memupuk, atasi hama dan penyakit, serta perbanyakan secara umum. 2) Perencanaan usaha. 3) Perencanaan pemasaran. Materi disampaikan langsung oleh bapak Rizal Djaafarer, pemilik RBR, yang telah berpengalaman secara profesional lebih dari 20 tahun di bidang budi daya tanaman hias, dibantu instruktur terampil dilapangan.
Tanaman hias yang berada di lokasi RBR antara lain terdiri dari berbagai jenis anggrek, kaktus, dan lain-lain. Di area yang luas terdapat bermacam-macam kaktus hasil persilangan, yang warnanya sangat menarik.
Untuk berbisnis tanaman hias ada beberapa pilihan: a) Sebagai pedagang, minimal memahami sedikit pengetahuan tentang tanaman yang akan dijualnya. b) Petani, memerlukan product knowledge. c) Pembibit, tuntutan keahlian dan pengetahuan lebih tinggi dibanding a dan b. Paling tidak harus menguasai taksonomi, genetika, serta memerlukan investasi cukup besar untuk membangun laboratorium, serta punya visi kedepan untuk memperkirakan apa yang akan dikuasai di Indonesia dalam 10 tahun ke depan. Dari ketiga hal di atas, yang masih kurang di Indonesia adalah bagian c karena memang memerlukan keahlian, dan kemampuan untuk menyenangi bidang pekerjaannya secara mendalam.
Setelah bincang-bincang dengan pak Rizal, dan disuguhi teh panas manis, kami berkeliling melihat berbagai aneka ragam tanaman hias.
Yang menarik adalah koleksi kaktus warna merah hasil dari persilangan, yang sangat menyejukkan mata. Teman saya sangat tertarik untuk membeli beberapa koleksi tersebut, sayang kaktus warna merah darah yang indah di bawah ini belum dapat dijual.
Saya tak membeli satupun, karena halaman yang sempit, dan juga kaktus hasil persilangan memerlukan perawatan yang intensif. Besoknya di kelas diadakan diskusi dari hasil peninjauan ini, dari sisi manajemen, teknik produksi, pemasaran dan sebagainya. Sayang saya tak bisa membahasnya disini.
Catatan:
Tulisan di atas berdasarkan hasil peninjauan di lokasi dan wawancara dengan bapak Rizal.
edratna
Pada umumnya pemasaran melalui agen, dan sebagian besar konsumen merupakan masyarakat pencinta bunga (Hobiis). Pemasaran terbanyak ke Jakarta dan Bali. Pak Rizal juga mempunyai lokasi usaha di Bali. Beberapa tahun lalu pernah ekspor ke beberapa negara, namun tak dilanjutkan karena kesulitan dalam pengurusan ijin dan birokrasi.
Krisis finansial secara tak langsung juga membuat penjualan melambat, dan beberapa agen meminta penundaan pembayaran. Untuk mempertahankan usahanya, RBR mulai melakukan beberapa diversifikasi usaha, antara lain mencoba membuat usahanya bisa sekaligus sebagai wisata bunga dan kuliner, dengan membangun restoran, agar pengunjung dapat beristirahat sambil makan minum dan menikmati hamparan bunga yang indah. RBR juga mengadakan pelatihan budidaya tanaman bunga, yang terdiri dari beberapa paket: a) Paket kalangan pelajar, dimaksudkan agar anak-anak sekolah dapat mengenal sejak dini dan mencintai tanaman, sebagai bagian dari makhluk hidup. Waktu: minimal 2 jam kunjungan untuk penyampaian materi. b) Paket kalangan umum. Ditujukan kepada hobiis tanaman hias, ibu-ibu rumah tangga, pelaku usaha pemula dan lain-lain. Waktu: minimal 3 (tiga) jam kunjungan untuk penyampaian materi. c) Paket pelatihan lanjutan. Paket ini ditujukan bagi penyuka tanaman hias yang telah memiliki pengetahuan teknis budidaya, dan ingin melanjutkan proses perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan. Waktu: 1 (satu) hari penuh.
Materi yang diberikan: 1) Teknis budidaya: Pengenalan, rumah tanam, sarana produksi, mengenal media tanam, pengolahan media, menanam, menyiram, memupuk, atasi hama dan penyakit, serta perbanyakan secara umum. 2) Perencanaan usaha. 3) Perencanaan pemasaran. Materi disampaikan langsung oleh bapak Rizal Djaafarer, pemilik RBR, yang telah berpengalaman secara profesional lebih dari 20 tahun di bidang budi daya tanaman hias, dibantu instruktur terampil dilapangan.
Tanaman hias yang berada di lokasi RBR antara lain terdiri dari berbagai jenis anggrek, kaktus, dan lain-lain. Di area yang luas terdapat bermacam-macam kaktus hasil persilangan, yang warnanya sangat menarik.
Untuk berbisnis tanaman hias ada beberapa pilihan: a) Sebagai pedagang, minimal memahami sedikit pengetahuan tentang tanaman yang akan dijualnya. b) Petani, memerlukan product knowledge. c) Pembibit, tuntutan keahlian dan pengetahuan lebih tinggi dibanding a dan b. Paling tidak harus menguasai taksonomi, genetika, serta memerlukan investasi cukup besar untuk membangun laboratorium, serta punya visi kedepan untuk memperkirakan apa yang akan dikuasai di Indonesia dalam 10 tahun ke depan. Dari ketiga hal di atas, yang masih kurang di Indonesia adalah bagian c karena memang memerlukan keahlian, dan kemampuan untuk menyenangi bidang pekerjaannya secara mendalam.
Setelah bincang-bincang dengan pak Rizal, dan disuguhi teh panas manis, kami berkeliling melihat berbagai aneka ragam tanaman hias.
Yang menarik adalah koleksi kaktus warna merah hasil dari persilangan, yang sangat menyejukkan mata. Teman saya sangat tertarik untuk membeli beberapa koleksi tersebut, sayang kaktus warna merah darah yang indah di bawah ini belum dapat dijual.
Saya tak membeli satupun, karena halaman yang sempit, dan juga kaktus hasil persilangan memerlukan perawatan yang intensif. Besoknya di kelas diadakan diskusi dari hasil peninjauan ini, dari sisi manajemen, teknik produksi, pemasaran dan sebagainya. Sayang saya tak bisa membahasnya disini.
Catatan:
Tulisan di atas berdasarkan hasil peninjauan di lokasi dan wawancara dengan bapak Rizal.
edratna
No comments:
Post a Comment
Silahkan Koment di kolom berikut ini, jadikan blog ini sebagai tempat sharing berbagi ilmu, terima kasih